Jika selama ini kita hanya tau bahwa makhluk yang bisa benyanyi hanya beberapa saja, diantaranya adalah manusia, paus, lumba-lumba, gajah, singa laut, anjing laut, kelelawar, dan beberapa jenis burung. Kini anda harus menambahkan katalog anda tentang hal tersebut yaitu Tikus. Temuan baru tersebut meruntuhkan pendapat yang menyatakan bahwa suara tikus hanyalah suara alami dan naluri semata tanpa tau mengatur pita suara mereka ternyata tikus bisa bernyanyi.
“Otak tikus dan perilaku komunikasi vokal binatang itu tidak seprimitif yang disangka sebelumnya,” kata penulis senior, Erich Jarvis, ahli neurobiologi dari Duke University kepada LiveScience.
Ternyata mahluk kecil dengan gigi depan yang lucu tersebut tak hanya bisa menyanyikan melodi ultrasonik yang lebih tinggi dari para soprano, penyanyi sopran. Tak hanya itu ternyata tikus juga memiliki kemampuan mempelajari lagu baru.
Bahkan, “tikus punya lebih banyak kesamaan dalam hal komunikasi vokal dengan manusia, daripada spesies lain yang dianggap kerabat dekat kita,” kata Jarvis, yang mengarah pada simpanse.
Pada umumnya, suara datang dari usaha terkoordinasi antara korteks motor pada otak, yang mengontrol otot voluntary, dan pita suara dalam laring. Jarvis dan para koleganya menemukan, hubungan elementer pola itu pada tikus, tapi tidak pada simpanse dan monyet.
Belajar nyanyian baru
Pada penelitian tersebut, para peneliti menemukan, tikus yang kehilangan pendengaran mulai bernyanyi di luar nada nyanyian mereka sebelumnya.
kemudian peneliti ingin mengetahui bagaimana para tikus memodifikasi lagu mereka. Jika riset sebelumnya menunjukkan, tikus jantan bisa Pavarotti (penyanyi tenar) ketika terangsang oleh aroma yang dikeluarkan oleh tikus betina dianggap suara yang di hasilkan adalah alamiah insting semata.
Namun hasil dari penelitian terbaru menunjukkan, tikus mampu menirukan lagu baru. Kesimpulan mencuat setelah pada penelitian tersebut para ilmuwan menempatkan tikus-tikus jantan dengan strain berbeda, dengan vokal berbeda, seperti tenor dan bas, di kandang yang sama bersama para betina.
Setelah delapan minggu, beberapa tikus-tikus bersuara tenor mulai menyanyi dengan nada bas yang rendah, sementara sejumlah tikus bersuara bas menyanyi dengan nada lebih tinggi. Namun, sebagian besar tidak mengalami perubahan suara. Dengan kata lain, tikus mengubah lagu mereka di depan betina sehingga mereka semua terdengar hampir sama.
Menurut Jarvis, hasil penemuan timnya menunjukkan tikus punya lima fitur yang oleh para ilmuwan diasosiasikan dengan belajar vokal. Meskipun kemampuan mereka tersebut tidak secanggih manusia dan burung yang bisa menirukan suara manusia atau nada tertentu. Namun, tikus bukannya tak punya sama sekali kemampuanitu sama sekali seperti pendapal yang berkembang selama ini.
kemudian, apa sih manfaatnya kita mengetahui jika tikus bisa bernyanyi dan mengubah lagu?
“Jika kami tidak salah, penemuan ini akan menjadi dorongan besar untuk para ilmuwan mempelajari penyakit seperti autisme dan gangguan kecemasan,” kata Jarvis.
Semoga penelitian tersebut memberikan mafaat yang signifikan untuk manusia.
loading...