Pengalaman yang diceritakan Parlin juga dibenarkan oleh Spesialis Patologi Anatomi yang juga merupakan Konsultan Urogenital (Saluran Kemih dan Alat Kelamin Pria), Dr H Delyuzar Sp PA (K), Menurut Konsultan On Clinic Medan ini, “guli-guli” kerap dipasang terutama oleh anak-anak di penjara. Malah katanya, kasus ini bisa dijumpai dihampir semua rumah tahanan anak.
“Benda berbentuk bulatan-bulatan kecil ini biasanya dipasang pada bagian atas penis. Terkadang juga dipasang dib agian bawah,” katanya kepada MedanBisnis beberapa waktu lalu. Bahan yang dipakai, lanjut Dr Delyuzar, umumnya yang mudah didapat di dalam penjara. Misal, patahan gosok gigi yang diasah sedemikian halus dan dibentuk bulat panjang. Kemudian benda tersebut dimasukkan di bawah kulit penis. Caranya, kulit pada kemaluan digores atau dilukai dengan pisau yang juga sering dibentuk dari patahan gosok gigi yang diasah hingga tajam dan runcing.
Tragisnya lagi, luka pada daerah penis hanya di bubuhi bubuk kopi dengan harapan bisa mengering dan sembuh.“Kenyataan yang saya lihat memang bisa sembuh. Tapi coba bayangkan kalau tidak sembuh atau infeksi. Bisa runyam perkaranya. Ironisnya lagi, malah terkadang mimis sepeda yang berbentuk kelereng besi yang kecil itu yang dijadikan guli-guli pada penisnya. Benda itu kan bisa berkarat, dan bisa menyebabkan infeksi,” ujarnya.
Malah, lanjutnya, untuk menambah sensasi dan aksesoris yang diyakini bisa memuaskan pasangannya, mereka juga kerap memasang bulu ekor kuda di kulit penis yang telah dilobangi.
Kata Dr Delyuzar. Hal ini tentu bisa menyebabkan infeksi. Luka torehan tersebut bisa bernanah dan sangat berbahaya. “Sementara guli-guli yang dipasang akan bergerak-gerak di dalam, dan ini akan menyebabkan radang pada si pemakai. Bahkan traumanya juga bisa diderita oleh pasangan seksnya,” tuturnya lagi.
Menurut mitos, tambahnya, di kalangan anak jalanan hal ini akan disenangi oleh para pekerja seks yang menjadi teman kencan mereka. “Namun penelitian kita tidak sampai bagaimana pengalaman pasangannya,” ujar Dr Delyuzar.
Sementara untuk perempuan yang memasang anting-anting atau cincin di alat kelamin pada labia mayora (bibir kemaluan besar), memiliki tujuan yang sama. Sama-sama ingin menciptakan sensasi yang berbeda juga pada pasangannya.
Tapi efeknya ternyata sama dengan pemasangan guli-guli pada pria. “Sekarang sensasi yang sama dipakai pada kondom yang bentuknya bermacam-macam. Satu di antaranya yang bergerigi. Tujuannya sama, yakni mencari sensasi lain dalam kepuasan seks,” ujarnya.
Namun efek samping penggunaan kondom dengan beraneka model ini hampir tidak ada. Berbeda dengan pemasangan guli-guli atau benda lain pada alat kelamin pria yang bisa menimbulkan radang dan infeksi, terutama yang memakai bulu ekor kuda. Soalnya benda tersebut bisa membawa kuman ke alat kelamin.
“Ciri-ciri khusus siapa yang memakai benda ini, tidak ada. Tapi biasanya adalah kelompok yang sering disebut sebagai anak jalanan atau anak gaul. Dengan gaya hidup bebas atau kelompok yang menyebut dirinya punk, atau anak yang berada pada kelompok yang hidup di penjara,” kata Dr Delyuzar di akhir wawancara. (sri mahyuni)
loading...