Selingkuh Badan Boleh, Tapi Jangan Selingkuh Hati - Ada sebuah ungkapan agak nyeleneh yaitu "selingkuh badan boleh, Tapi jangan selingkuh hati". Buat para petualang cinta mungkin gak asing lagi sama ungkapan tadi. Nah yang baru denger ungkapan itu apa yang terlintas pada pikiran? Apakah sama dengan apa yang saya pikirkan, bahwa ungkapan tersebut merupakan pembenaran atas perselingkuhan?
Selingkuh badan boleh, asal jangan selingkuh hati mengandung arti bahwa pasangan kita boleh berhubungan (badan) dengan siapa saja, asal tidak sampai jatuh hati pada pasangan selingkuhnya. Mungkinkah itu bisa diterima? Mungkinkah kita mampu merelakan pasangan kita untuk mengumbar tubuhnya pada siapapun yang dia suka? Apapun alasannya saya tidak setuju.
Pernah dalam sebuah kesempatan makan siang seorang sahabat bertanya kepada saya. "Menurut loe, lebih baik selingkuh hati apa selingkuh body?"
"Emang ada selingkuh body?" tanya saya keheranan.
Sahabat saya itu kemudian bercerita jika semalam dirinya sempat berdebat dengan sang istri tentang perselingkuhan. Sahabat saya ini juga tidak habis pikir kenapa tiba-tiba sang istri berbicara masalah perserlingkuhan. Sebab ia merasa tidak pernah melakukan hal-hal yang mencurigakan. Sang istri, menurut sahabat saya langsung memberikan pernyataan jika selingkuh hati lebih berbahaya daripada selingkuh body. Usut punya usut, ternyata istrinya baru membaca sebuah artikel di sebuah majalah perempuan tentang selingkuh hati dan selingkuh body.
"Emang perbedaannya apa?" tanya saya.
Kata sahabat saya, menurut sang istri, kalau selingkuh hati itu pakai perasaan dan ujung-ujungnya akan melakukan selingkuh body. Kalau selingkuh body, hanya sebatas tubuh saja enggak pakai perasaan. Jadi kalau selesai nafsu, ya selesai sudah perselingkuhannya.
"Oh berarti selingkuh body itu seperti 'jajan' ya?" tanya saya. Istilah 'jajan' sering dipakai untuk menyewa jasa pekerja seks komersial (PSK). Sahabat saya itu rupanya tidak sepakat. Karena menurut istrinya, selingkuh body tidak hanya bisa dilakukan dengan PSK saja, tapi dengan orang lain.
"Katanya bisa sama teman sekantor, teman masa lalu dan teman-teman yang lainnya," ujar sahabat saya. Memang menarik sih kalau sudah bicara masalah seks. Saya pun semakin hanyut dalam pembicaraan. Sahabat saya juga menjelaskan, jika selingkuh body bisa semacam one night stand atau seks dalam semalam saja yang dilakukan atas dasar suka sama suka tapi tanpa perasaan. Setelah selesai ya sudah, seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Lalu saya bertanya, "Lho bukannya selingkuh body berpotensi untuk selingkuh hati?"
Sahabat saya menjawab, jika hal tersebut memang bisa saja terjadi, tergantung dari niat. Apakah mau melanjutkan hubungan atau hanya sekadar pemuas hawa nafsu saja. "Itu kata istri saya lho," ujarnya. Karena pembicaraan semakin seru, saya pesan kopi lagi. Menurut sahabat saya, sang istri mengingatkan, karena selingkuh hati lebih berbahaya, jangan sampai ia melakukannya. "Orang-orang di kehidupan lama ternyata berpotensi terjalinnya selingkuh hati," ujar sahabat saya menirukan ucapan sang istri. Saya berpikir, pantas istri saya juga pernah berkata bahwa dia tidak khawatir dengan perempuan-perempuan baru dalam kehidupan saya. Justru yang ia khawatirkan adalah teman-teman lama saya, seperti mantan pacar, teman dekat waktu sekolah atau kuliah.
"Nah emang loe pernah melakukan selingkuh hati atau selingkuh body? Atau jangan-jangan pernah dua-duanya," kata saya sambil tertawa.
"Sialan, enggaklah. Gue tipe suami setia. Biar istri gue gitu juga tetap cinta," balasnya, juga sambil tertawa.
"Tapi...," sahabatku itu kemudian terdiam.
"Tapi apa?" tanya saya penasaran.
Ia kemudian melanjutkan pembicaraannya.
"Gue waktu itu berpikir, kalau yang istri gue peringatkan supaya enggak selingkuh hati, berarti boleh dong selingkuh body. Makanya itu langsung aku tanyakan ke istri, apakah gue boleh selingkuh body, " ujar sahabat saya.
"Gak salah dong kalau gue tanya begitu," imbuhnya seperti menyatakan pembenaran.
"Trus jawaban istri loe apa?" tanya saya.
"Dia langsung banting pintu kamar dan bilang dengan nada tinggi, selingkuh is selingkuh tetap saja menyakiti hati istri. Setelah itu gue tidur deh di kamar sebelah," tuturnya. Saya cuma bisa mesem-mesem sambil tepok jidat.
Sewajarnya, tidak ada istri manapun di dunia ini, yang rela suaminya membagi tubuhnya dengan perempuan lain. Tidak ada yang mau berbagi suami, bila ada cinta yang membara di antara keduanya. Seperti tubuh, hati sejatinya tidak bisa dibagi kepada yang lain, bila sudah cinta mati. Kalau ada cinta yang lain, maka itu bukan cinta mati. Cinta mati adalah cinta yang hanya dapat dipisahkan oleh kematian.
Okey sahabat, mari kita pupuk dan kita rawat kesetiaan kepada pasangan. Jangan mengkhianati keluarga dengan perselingkuhan. Yakinlah, perselingkuhan pasti menghancurkan kebahagiaan keluarga.
http://www.ceritamu.com
loading...
0 Response to "Selingkuh Badan Boleh, Tapi Jangan Selingkuh Hati"
Posting Komentar