Komandan Pasukan Darat AS untuk Armada Pasifik, Letnan Jenderal Francis Wiercinski, menilai kini saat yang tepat untuk menggalakkan kerjasama dengan TNI Angkatan Darat setelah Presiden Barack Obama menyatakan bahwa AS kini lebih memfokuskan kepentingannya di Asia. Penghematan anggaran oleh Pentagon, bagi dia, tidak berpengaruh pada struktur dan operasional pasukan yang dia pimpin.
Dalam perbincangan dengan jurnalis VIVAnewsdan sebuah media cetak di Jakarta, 20 Februari 2012, Letjen Wiercinski berharap bahwa makin banyak tentara Amerika untuk datang ke Indonesia untuk berlatih dan belajar memahami budaya dan sejarah setempat serta memetik pelajaran dari militer di negeri ini.
"Saya sangat terkesan dengan Angkatan Darat Indonesia (TNI-AD), terutama pada kepemimpinannya. Bagi kami kini saat yang tepat untuk membuka peluang kerjasama yang lebih besar dengan TNI AD, termasuk dalam menyelenggarakan latihan dan pelatihan dengan pasukan kami," kata Wiercinski.
Pertama kali berkunjung ke Jakarta selama tiga hari, 19-21 Februari 2012, Wiercinski menemui sejumlah petinggi militer, yaitu Panglima Kostrad Mayjen Asmyn Yusri Nasution dan Kepala Staf TNI AD Jenderal Pramono Edhie Wibowo. Dia juga memberi kuliah umum di Universitas Pertahanan Indonesia dan mengunjungi Museum Nasional dan Masjid Istiqlal.
Berikut perbincangan dengan Letjen Wiercinski saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari VIVAnews:
Apakah ini kunjungan pertama bagi Anda ke Indonesia? Apa agenda atau isu khusus yang Anda bicarakan dengan para mitra di Indonesia?
Ini memang kunjungan pertama saya ke Indonesia dan sudah saya rencanakan selama bertahun-tahun namun baru kali ini bisa terwujud. Tidak ada agenda spesifik dengan para mitra bicara saya di Indonesia selain memperkuat hubungan dan dialog yang telah berjalan baik.
Kami juga ingin berupaya mencari ruang yang lebih efektif untuk meningkatkan kerjasama antarpersonel dari kedua negara.
Presiden Barack Obama telah mengatakan bahwa AS kini memfokuskan kepentingan keamanannya ke Asia. Apa dampaknya bagi hubungan militer-ke-militer antara AS dan Indonesia? Apakah kerjasama akan bertambah intensif?
Kita sudah memiliki hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan AS. Presiden Obama memang telah menjelaskan pergeseran fokus ke Asia Pasifik. Maka Kepala Staf Angkatan Darat AS mengutus saya secara pribadi untuk datang ke Indonesia demi mempererat hubungan dengan saudara-saudara kami di TNI.
Saya berharap dan memperkirakan tidak ada perubahan besar pada struktur pasukan saya di kawasan Pasifik. Saya yakin bahwa hubungan baik yang telah kita bina ini terus berlanjut.
Kerjasama militer-ke-militer seperti apa yang saat ini harus menjadi prioritas antara AS dan Indonesia?
Menurut saya, ini tidak lagi "harus" namun kerjasama itu "sudah" berjalan. Baik dari pihak kami maupun Indonesia tentunya sudah sepakat atas prioritas-prioritas yang harus dijalankan.
Menurut saya kedua pemerintah sudah tepat menetapkan beberapa prioritas bagi kemitraan militer-ke-militer, seperti peningkatan kerjasama tanggap darurat dan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana alam. Selain itu kami terfokus pada upaya membangun rasa saling percaya dan memahami satu sama lain.
Kami juga akan berupaya melibatkan lebih banyak lagi pasukan kami untuk datang dan berlatih di Indonesia. Mereka juga bisa mempelajari lebih lanjut mengenai kebudayaan dan sejarah setempat, begitu juga aspek taktik, teknik, dan prosedur dari Angkatan Darat Indonesia.
Saya juga melihat bahwa Angkatan Darat Indonesia juga akan meningkatkan kerjasama dengan kami.
Bagaimana Anda menilai kemampuan pasukan Indonesia dalam menanggapi tantangan-tantangan saat ini dan, meski unggul dari segi persenjataan dan sumber daya personel, apakah ada hal-hal yang pasukan Anda dapat pelajari dari Angkatan Darat Indonesia?
Pertama-tama, saya sangat terkesan dengan TNI Angkatan Darat Indonesia, terutama pada kepemimpinannya. Bagi kami kini saat yang tepat untuk membuka peluang kerjasama yang lebih besar dengan TNI AD, termasuk dalam menyelenggarakan latihan dan pelatihan dengan pasukan kami.
Setiap kali menggelar latihan bersama, kedua pihak bisa saling belajar satu sama lain dan tidak hanya kami yang memberi pelajaran. Kami pun bisa memetik pelajaran banyak dari TNI AD untuk bisa menjadi masukan. Itulah hal yang paling berharga dalam bekerjasama dengan pihak lain, yaitu bisa melihat yang terbaik dan memetik pelajaran.
Bagaimana perkembangan latihan bersama antara militer Indonesia dan AS sejauh ini? Kami sudah menjalin latihan rutin dalam beberapa tahun terakhir. Ini sama dengan yang kami lakukan dengan Filipina dan negara-negara lain.
Di Indonesia, kami menggelar latihan bersama dengan nama operasi Garuda Shield (Perisai Garuda). Kedua pihak kini berupaya untuk meningkatkan lagi keikutsertaan prajurit aktif dalam latihan ini. Selain itu kami berupaya meningkatkan lagi tujuan-tujuan kerjasama antar pasukan.
Bukan itu saja latihan antara pasukan AS dan Indonesia, namun ada beragam progam kemitraan lain. Contohnya program pertukaran, latihan penanggulangan bencana alam, dan lain-lain. Saya senang dengan perkembangan kerjasama militer-ke-militer antara kedua negara.
Anda telah memiliki pengalaman yang banyak, baik sebagai prajurit dan komandan pasukan AS di berbagai tempat. Apakah Anda pribadi pernah terlibat dalam kegiatan atau suatu operasi bersama pasukan Indonesia?
Saya pernah terlibat dalam kegiatan bersama dengan militer Indonesia dalam latihan gabungan Cobra Gold di Thailand beberapa waktu yang lalu. Dalam latihan itu, militer Indonesia menunjukkan kepemimpinan luar biasa.
Saya juga bertukar pikiran dengan para perwira militer Indonesia yang menempuh pendidikan di AS, baik itu di Fort Benning, di Command and General Staff College di Fort Leavenworth dan di US Army War College di Carlisle Barracks. Saya selalu terkesan atas kualitas dan profesionalisme mereka.
Pembukaan Latihan Bersama "Garuda Shield" pasukan TNI AD dan pasukan AS di Bogor Juni 2011 (US Army Website)
Sejumlah politisi dan kalangan publik lokal masih sedikit curiga mengenai inisiatif Presiden Obama dalam meningkatkan keberadaan militer AS di sekitar kawasan Asia Tenggara - seperti menambah pasukan Korps Marinir ke Darwin, Australia Utara, yang berlokasi relatif tidak jauh dari provinsi Papua di Indonesia yang tengah bergejolak. Mereka khawatir bahwa peningkatan pasukan AS di Australia Utara itu bisa saja membahayakan integritas teritorial Indonesia. Apakah Anda juga menaruh perhatian atas kecurigaan itu dan bagaimana mengatasinya?
Jelas sekali saya tidak peduli atas isu itu. Apa yang terjadi di Australia itu hanyalah rotasi tugas pasukan Korps Marinir AS dan itu adalah kepentingan bilateral antara AS dan Australia.
Kami berlatih dengan Australia, sama seperti halnya kami berlatih dengan Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Jepang, Korea Selatan dan Filipina. Jadi rotasi [Korps Marinir] itu adalah kerjasama kami dengan Australia.
Rotasi itu hanya melibatkan sebagian kecil saja pasukan Marinir AS yang sudah ditempatkan di Australia. Jadi mereka hanya rotasi tugas dan penempatan. Saya tidak khawatir akan hal itu.
Apa, menurut Anda, tantangan utama di kawasan Asia Pasifik yang harus ditanggapi secara kolektif dan sesegera mungkin oleh Angkatan Darat di negara-negara kawasan ini?
Sulit bagi kita untuk memprediksi peristiwa-peristiwa buatan manusia. Namun saya yakin hampir seratus persen bahwa akan ada lagi bencana alam di Asia Pasifik. Maka perlu upaya dan perhatian serius bagi semua pihak untuk mengantisipasi dan menanggulanginya.
Berdasarkan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki masing-masing, kami bisa belajar untuk saling bekerjasama sehingga bisa menjadi lebih siap bila bencana datang lagi. Jadi bila ada permohonan bantuan atau tanggap darurat, kita sudah siap.
Kami di militer tidak diajarkan untuk berkata "Kami perlu waktu seminggu, sebulan atau setahun untuk siap." Profesi kami menuntut kami harus siap sekarang juga. Jadi dengan sering berlatih dan bekerjasama satu sama lain, maka kami semakin siap bila harus menghadapi bencana alam. (eh)
• VIVAnews
loading...
0 Response to "Komandan Pasukan Darat AS Terkesan Dengan TNI"
Posting Komentar