FESTIVAL TERUNIK DI TANAH AIR
1. Festival Lembah Baliem, Papua
Foto: (Sastri/ detikTravel
Ini adalah festival budaya tertua di Indonesia. Digelar di Lembah Baliem, Pegunungan Jayawijaya, festival ini melambangkan kekuatan antar suku Dani, Lani, dan Yali.
Festival Lembah Baliem biasanya digelar selama 3 hari di bulan Agustus. Selama festival, turis bisa menyaksikan aneka tradisi lokal seperti lempar lembing dan karapan babi. Ada juga pertunjukan tari perang, alat musik tradisional, sampai bakar batu yang jadi metode memasak khas suku pedalaman Papua.
2. Rambu Solok, Sulawesi
Foto: (Jejak Petualang)
Anda akan sangat beruntung kalau berkunjung ke Tana Toraja, Sulawesi Selatan, saat digelarnya Rambu Solok. Ini adalah upacara adat kematian masyarakat Toraja untuk mengantarkan arwah mendiang menuju alam roh.
Rambu Solok dibagi menjadi beberapa upacara, mulai dari Upacara Rante, Adu Kerbau, Adu Kaki, dan lain-lain. Rante adalah upacara puncak dari Rambu Solok, mencakup beberapa ritual mulai dari pembungkusan jenazah sampai proses pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Upacara ini berlangsung 2-3 hari hingga 2 minggu bagi kalangan bangsawan. Meski jadi upacara kematian, Rambu Solok menjadi festival adat yang diminati banyak wisatawan
3. Bau Nyale, Lombok
Foto: (Rachman/detikFoto)
Bulan Februari tiap tahunnya, masyarakat Sasak di Lombok merayakan festival tradisional Bau Nyale. Dalam bahasa lokal, Bau Nyale berarti mencari 'nyale', sejenis cacing laut yang muncul ke pesisir pantai pada waktu-waktu tertentu dalam setahun.
Selama Festival Bau Nyale digelar, masyarakat lokal berbondong-bondong menyambangi Pantai Seger atau Pantai Kaliantan di Distrik Jerowaru, Lombok timur. Masyarakat percaya, nyale bukanlah cacing laut biasa namun ada kaitannya dengan legenda Putri Mandalika.
Konon, dulu hidup seorang putri bernama Mandalika. Kecantikannya tersohor ke seluruh pulau, dan menjadi incaran para pria. Putus asa karena banyak pria bertengkar demi mendapatkannya, sang putri menjatuhkan dirinya ke lautan. Warga kemudian mendapatinya dalam bentuk cacing-cacing laut yang tersebar di pantai
4. Pasola, Sumba
Foto: (Ihsan Asri/d'Traveler)
Kuda Sumba terkenal berbadan kecil, namun berotot dan sangat kuat. Bagi warga Sumba, kuda memiliki peranan penting termasuk dalam tradisi Festival Pasola.
Pasola digelar tiap Februari di daerah Kodi atau Lamboya, dan bulan Maret di daerah Wanakoka. Puluhan kuda berlarian di padang rumput. Masing-masing joki membawa tombak, yang kemudian dilemparkan ke segala arah. Pasola dimainkan oleh para pria dari 2 suku yang berbeda.
Ya, ini adalah festival 'berdarah'. Namun tradisinya mengakar sampai sekarang, dan menjadi magnet sangat kuat bagi wisatawan.
5. Kasada, Jawa Timur
Foto: (besttouristplace.com)
Upacara Kasada dilakukan oleh masyarakat Suku Tengger, yang bermukim di lereng Gunung Bromo. Kasada dilakukan dalam rangka mengangkat tabib atau dukun setempat. Tabib yang dipilih bukanlah orang biasa, melainkan tetua adat yang hapal beberapa mantera.
Beberapa hari sebelum Kasada berlangsung, turis sudah berbondong-bondong menyambangi Gunung Bromo. Berpiring-piring sesajen dilempar warga ke kawah Gunung Bromo sebagai persembahan. Pelantikan tabib atau dukun dilakukan tepat tengah malam.
loading...