Kecelakaan maut di Tugu Tani Jakarta yang menewaskan 9 orang menjadi kisah sedih di hari Minggu 22 Januari 2012. Usai 'membantai' orang-orang di pinggir jalan tersebut, pelakunya terlihat tenang dan masih percaya diri dengan terlihat sibuk menggunakan ponselnya.
Pemandangan tersebut tentu saja menuai kemarahan publik dan seketika si penabrak yang bernama Apriyani Susanti (29 tahun) menjadi public enemy (musuh bersama) karena tindakannya yang mengakhiri 9 cerita hidup manusia secara tragis.
Selidik punya selidik, polisi akhirnya mengidentifikasi si pelaku positif menggunakan shabu, ekstasi dan ganja di malam sebelum tabrakan maut terjadi. Kondisi mengantuk setelah pulang pesta dan pengaruh minuman keras serta ekstasi menambah runutan cerita di belakang kondisi kecelakaan yang mengenaskan ini.
Efek Ekstasi
Ekstasi atau bahasa ilmiahnya adalah MDMA (3,4-Methylenedioxymethamphetamine) adalah suatu jenis obat stimulan (beberapa kepustakaan menyebutkan juga bersifat halusinogen) yang merupakan derivat amfetamin yang banyak digunakan sebagai 'party drugs'. Banyak orang menggunakan zat ini untuk mendapatkan efek psikologis selain efek fisiologis yang diinginkan.
Efek yang paling diinginkan adalah perasaan euforia sampai ekstase (senang yang sangat berlebihan). Obat ini juga menimbulkan efek meningkatnya kepercayaan diri, harga diri dan peningkatan libido.
Pemakai ekstasi bisa tampil penuh percaya diri tanpa ada perasaan malu sedikit pun dan menjadi orang yang berbeda kepribadian dari sebelumnya.
Salah satu yang mungkin menarik banyak orang untuk memakai zat ini adalah pemakaian zat ini tidak dibarengi dengan efek sedatif (efek tenang) atau menurunnya kesadaran akibat zat tersebut.
Tidak seperti pemakai heroin atau ganja, pemakai ekstasi dapat membuat dirinya untuk tetap membuat terjaga dan konsentrasi ketika obat baru saja dimakan. Selain efek yang menyenangkan di atas, sebenarnya ekstasi juga membuat timbulnya gejala-gejala psikosomatik, paranoid, halusinasi dan agresivitas.
Kelebihan dosis pemakaian obat ini akan membuat orang menjadi mudah tersinggung dan berani berbuat sesuatu yang mengambil risiko.
Efek Setelah Pemakaian
Ada beberapa hal yang perlu diketahui akibat pemakaian ekstasi terutama efek yang terjadi setelah pemakaian yang akut (segera) yang terbagi atas gejala psikologis dan fisik.
Gejala psikologis antara lain:
- Kecemasan dan paranoid
- Depresi
- Iritabilitas
- Kelelahan
- Hilangnya perhatian
- Hilangnya fokus dan konsentrasi (juga hilangnya motivasi dan keinginan) akibat menurunnya level serotonin di sistem otak.
Selain gejala psikologis, juga orang yang baru saja menggunakan ekstasi maka sesudahnya bisa mengalami gejala-gejala fisik seperti rasa pusing, kepala ringan, vertigo, menurunnya nafsu makan, diare, sulit buang air besar, rasa lelah yang berlebihan.
Tingkatkan Risiko Kecelakaan
Jika melihat efek yang diakibatkan oleh zat yang bernama ekstasi ini. Maka wajar jika pengguna obat ini tidak diperkenankan mengendarai kendaraan bermotor setelah menggunakannya dalam pesta.
Setelah pemakaian ekstasi beberapa jam maka konsentrasi dan perhatian akan menurun drastis berbeda ketika masih dalam pengaruh ekstasi saat baru saja digunakan.
Hilangnya konsentrasi dan perhatian sangat berbahaya jika dialami oleh para pengemudi kendaraan bermotor. Kita mengetahui kelalaian sedikit saja akan menyebabkan kecelakaan pada kendaraan yang kita kendarai apalagi jika dipengaruhi efek obat.
Apalagi jika efek obat masih terasa saat memutuskan mengendarai kendaraan. Keberanian yang berlebihan dan rasa percaya diri yang terlalu tinggi akibat zat ini bisa membuat orang berperilaku risiko tinggi termasuk ngebut di jalan raya.
Jadi memang jangan pernah sekali-kali anda yang menggunakan ekstasi kemudian pulang sendiri mengendarai mobil atau motor jika tidak ingin apa yang telah terjadi pada tabrakan maut kemarin terulang lagi.
Penulis
Dr. Andri, SpKJ
Psikiater Bidang Psikosomatik Medis
Psikiater, Dosen FK UKRIDA, Jakarta
loading...
0 Response to "Begini Efek Jika Pakai Ekstasi: Rasa Malu Hilang dan Berani Ambil Risiko"
Posting Komentar